Bukan rahasia bahwa penyalahgunaan alkohol dan kematian yang terkait dengan alkohol adalah masalah serius, tetapi mungkin lebih buruk daripada yang kita sadari. Bahkan, alkohol bertanggung jawab terhadap 2,5 juta kematian di seluruh dunia tiap tahunnya. Angka yang dirilis minggu ini oleh Organisasi Kesehatan Dunia mengenai "Laporan Status Global Alkohol dan Kesehatan" memperlihatkan bahwa insiden yang berkaitan dengan alkohol dan penyakit tercatat hampir 4 persen dari total kematian di seluruh dunia. Konsumsi alkohol dan potensi masalahnya sangat bervariasi di seluruh dunia dan merupakan faktor resiko terbesar ketiga di dunia timbulnya penyakit dan kecacatan, demikian menurut laporan WHO. Alkohol adalah faktor umum penyebab dari 60 jenis penyakit dan luka-luka, mulai dari sirosis hati, epilepsy, kanker hingga kecelakaan lalu lintas. Ia juga bertanggung jawab terhadap rusaknya kehidupan lebih banyak daripada kekerasan, HIV / AIDS, dan TBC. Laporan ini juga mencakup informasi tentang asosiasi alkohol dengan masalah-masalah sosial seperti pengabaian anak, pelecehan dan ketidakhadiran di tempat kerja. Informasi yang baru dirilis tersebut mengungkapkan bahwa laki-laki lebih tergoda oleh alkohol daripada wanita. Alkohol merupakan faktor risiko utama meninggal karena luka, kekerasan dan penyakit kardiovaskular pada pria usia 15-59 dengan 6,2 persen dari semua kematian pria disebabkan alkohol. Secara global jumlah kematian akibat alkohol, hanya 1,1 persen saja perempuan yang mengalaminya. Masalah seperti pesta minuman keras, yang dapat mengakibatkan perilaku kekerasan, yang umum dilakukan di Brazil, Kazakhstan, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan dan Ukraina, kini mulai tumbuh di lokasi lain, sebutan laporan itu. Di Rusia dan Negara-negara persemakmuran, setiap kematian kelima dari total kematian setiap hari berkaitan dengan minum-minuman keras yang berlebihan. Tingkat konsumsi alkohol tertinggi di dunia berada di negara-negara maju dan daerah-daerah berpendapatan lebih tinggi seperti Eropa Barat dan Eropa Timur. Namun jangan sekali-kali tertipu oleh data tersebut. Meskipun lokasi Eropa Barat memiliki tingkat konsumsi alkohol tertinggi, tingkat kematian yang berhubungan dengan alkohol cukup rendah. Dr Eric Braverman, penulis "The Edge Effect," percaya langkah ekstrim perlu diambil untuk mereformasi public dari bahaya alkohol. "Setiap orang harus tahu bahwa orang-orang tertentu memiliki susunan genetik yang berpotensi menjadi penganut alkoholisme," kata Braverman kepada AOL Health. Dia menyarankan adanya penelitian melalui pengujian gen dan medis untuk mengidentifikasi mereka yang memiliki potensi untuk mengembangkan kecanduan alkohol dan kemudian membatasi penjualan alkohol yang lebih baik, jika sudah berlebihan langkah ekstrim dapat saja dipertimbangkan. Braverman percaya bahwa "tidak ada keraguan" ketika alkohol dinyatakan sebagai pembunuh utama di seluruh dunia. "Bahkan ketika itu tidak membunuh (orang) melalui penyakit atau kanker, itu membunuh mereka melalui kecelakaan dan banyak lagi," katanya. Kematian akibat alkohol memang dapat dicegah, namun ternyata kini lebih banyak orang di seluruh dunia menjauhkan alkohol dari kehidupan mereka. Laporan tersebut menunjukkan bahwa separuh dari semua orang dan dua-pertiga dari perempuan menjauhi alkohol dalam satu tahun terakhir. | |
|---|---|
Halaman
Selamat datang di blog kami,
Apa yang kami berikan mungkin hanya sebuah informasi kecil, tapi kami berharap informasi inipun bisa menambah wawasan anda terutama untuk sesuatu yang paling berharga pada diri kita yaitu "KESEHATAN"
Tks, :)
Rabu, 16 Maret 2011
Alkohol Lebih Membunuh daripada AIDS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar