Dalam perdebatan mengenai apakah anak-anak lebih baik jika ibu mereka tinggal di rumah atau bekerja, semua fakta diungkapkan. Dalam berita yang bermunculan berkaitan dengan hal ini, setiap studi baru yang berisi analisa statistik mengenai dampak kegiatan ibu terhadap anaknya menjadikannya ajang perdebatan akademis. Silakan buang perdebatan tersebut dari pikiran Anda ketika membaca hal berikut: sebuah studi baru menemukan bahwa anak-anak yang ibunya bekerja mungkin memiliki insiden kesehatan yang lebih merugikan daripada anak-anak yang ibunya tinggal di rumah.
anak-anak yang ibunya bekerja di luar rumah, banyak fakta ditemukan, lebih mungkin telah dirawat di rumah sakit, mendapat serangan asma atau cedera atau menelan sesuatu yang beracun pada tahun terakhir daripada anak-anak yang ibunya tidak bekerja. Jumlah kasus yang ditemukan tidak sesedikit kelihatannya– kemungkinannya lebih dari dua kali lipat.
Penemuan ini akan segera diterbitkan dalam Journal of Health Economics, isinya sangat bertentangan dengan penelitian lain yang telah menemukan hal yang sebaliknya: bahwa ibu bekerja punya anak sehat. Perbedaan ini karena cara peneliti Melinda Sandler Morrill, asisten profesor ekonomi di North Carolina State University, memadukan semua data yang tersedia.
Morrill hanya memandang kesehatan pada anak-anak berusia 7 sampai 17 tahun, yang punya saudara kandung yang lebih muda sekitar usia taman kanak-kanak, sehingga ibu mereka mungkin tepat di titik puncak perubahan status pekerjaan mereka. Dia juga memakai teknik statistik lain yang sulit-untuk-dijelaskan guna mencoba memastikan bahwa hasil yang ia lihat hanya disebabkan oleh kenyataan bahwa ibu para anak ini sedang bekerja, bukan oleh hal lain. Jika ibu yang sama belum bekerja, tampak seperti apa kesehatan anak-anak tersebut?
Sebagai contoh, ia ingin memastikan bahwa ketika sang ibu tidak tinggal di rumah karena anak-anak mereka lemah, bukan sebaliknya, yang akan membelokkan hasil. Juga ia ingin memastikan untuk tidak membandingkan skor seorang ibu yang tidak baik dalam mengerjakan berbagai tugasnya dengan seorang ibu yang baik.
Ia tak ingin menemukan sebuah penelitian dengan judul yang menyenangkan kaum ibu dalam penelitiannya tersebut, itu bukan hasil yang diinginkan. "Saya tidak mencoba untuk membuat pernyataan," kata Morrill. Sebaliknya, dia berjuang untuk gambaran yang lebih akurat dibandingkan dengan pasokan data yang ia analisis saat ini. "[Penelitian] ini menyediakan satu lagi potongan bukti tentang apa yang terjadi pada anak-anak ketika ibu bekerja."
Hal ini membuktikan bahwa tidak mengherankan anak sekolah yang ibunya bekerja menderita insiden kesehatan lebih dari jenis ia kemukakan. Cedera, keracunan, dan serangan asma secara logis terlihat lebih mungkin terjadi pada anak-anak yang tidak diawasi dengan hati-hati daripada mereka yang mendapatkannya.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar